Bayangkan robot mungil, tidak lebih besar dari semut, merangkak di antara reruntuhan bangunan yang runtuh, menjangkau tempat-tempat yang terlalu berbahaya atau terlalu kecil untuk dijangkau manusia.
Robot mungil ini dapat memeriksa kerusakan dan membantu tim penyelamat dengan memberikan informasi penting sebelum manusia melangkah ke tempat kejadian.
Ini bukan sekadar fiksi ilmiah—ini adalah masa depan misi penyelamatan, berkat robot baru bernama Picotaur.
Picotaur merupakan terobosan dalam dunia mikrorobot, yang dikembangkan oleh peneliti Sarah Bergbreiter dan Aaron Johnson.
Robot kecil ini, yang ukurannya hanya 7,9 milimeter, mampu melakukan hal-hal luar biasa.
Robot ini dapat berlari, berputar, mendorong benda, dan bahkan menaiki tangga mini, menjadikannya robot pertama seukurannya dengan kemampuan yang beragam.
Mengapa Picotaur Begitu Istimewa?
Kaki Picotaur ditenagai oleh beberapa aktuator mungil, yang seperti mesin mini. Hal ini memungkinkan robot ini bergerak dengan berbagai cara, mirip dengan cara serangga seperti kecoak berlarian.
Robot ini dapat berjalan mulus di permukaan datar, tetapi juga dapat melompat untuk melewati rintangan di jalurnya.
Fleksibilitas dalam gerakan ini membuat Picotaur sempurna untuk menjelajahi lingkungan sulit yang mungkin ditemuinya selama misi penyelamatan.
Sukjun Kim, yang baru-baru ini meraih gelar Ph.D. dan bekerja sama erat dalam proyek ini, menjelaskan, "Robot ini memiliki kaki yang dapat dikendalikan dengan berbagai cara, yang memungkinkannya berjalan atau melompati rintangan."
Kemampuan robot untuk mengubah pola gerakannya memberinya keunggulan dibandingkan robot kecil lainnya.
Bagaimana Picotaur Dibuat?
Penciptaan Picotaur dimungkinkan melalui proses canggih yang disebut polimerisasi dua-foton.
Teknik pencetakan 3D ini telah berhasil dalam membangun sistem robotik kecil lainnya, seperti mikrobot dan mikrogripper.
Untuk Picotaur, proses ini memungkinkan para peneliti untuk membangun robot yang sangat kecil, tetapi sangat berkemampuan.
Profesor Sarah Bergbreiter, salah satu peneliti utama, mengatakan, "Dengan menggunakan proses ini, kami dapat mengecilkan mekanisme kompleks yang memungkinkan Picotaur berjalan, melompat, dan melangkah dengan mudah."
Untuk menguji kekuatan Picotaur, Kim menyiapkan lapangan sepak bola kecil.
Robot tersebut mampu mendorong bola melintasi lapangan, berputar, dan mengikuti bola ke gawang.
Ini menunjukkan kemampuan Picotaur untuk mendorong beban dan bergerak dengan presisi, yang dapat menjadi krusial dalam skenario penyelamatan di dunia nyata.
Apa Selanjutnya untuk Mikrorobot? Meskipun Picotaur merupakan pengembangan yang menarik, mikrorobotik masih dalam tahap awal.
Ada tantangan yang harus diatasi sebelum robot ini dapat digunakan sepenuhnya di lapangan. Misalnya, tim tersebut sedang mempertimbangkan untuk menambahkan sel surya ke robot tersebut sehingga dapat diberi daya tanpa harus ditambatkan ke sumber daya eksternal.
Kim optimis tentang masa depan. "Sekarang setelah kami mengembangkan sistem robot kecil ini, kami dapat mulai memikirkan di mana mereka dapat berguna," katanya.
“Masa depan di mana robot-robot kecil bekerja bersama kita sudah dekat, dan robot-robot itu mungkin berguna dalam hal-hal yang bahkan belum kita bayangkan.”
Picotaur merupakan lompatan besar dalam dunia robot-robot kecil, dan robot itu dapat memainkan peran besar dalam membuat misi penyelamatan lebih aman dan lebih efisien di masa depan.