Jakarta -
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP Rahmad Handoyo mendorong orang tua hingga dinas pendidikan memberikan edukasi kepada anak-anak terkait bahaya jajanan kaki lima yang mengandung gula, garam, dan lemak berlebihan perihal maraknya gagal ginjal. Rahmad menyebut Kementerian Kesehatan hanya berkewajiban mengontrol produk-produk industri.
Handoyo mulanya menyoroti fakta penyakit diabetes yang sekarang mulai banyak diidap oleh anak-anak. Menurutnya, salah satu penyebab gagal ginjal yakni diabetes.
"Menyikapi isu kekinian dan menyangkut keselamatan kesehatan anak-anak kita masa depan kita semua. Kita semua harus peduli akan fakta dan data kekinian yang disampaikan dokter anak Indonesia. Bahwasanya saat ini sudah jamak ditemui anak-anak yang mengalami penyakit gula, bahkan naik 70 kali lipat dibandingkan beberapa tahun silam. Dulu sakit gula mayoritas orang dewasa, bahkan sekarang anak-anak sudah terancam dan mengalami gagal ginjal salah satunya dampak dari diabetes," kata Handoyo saat dihubungi, Minggu (11/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berpendapat semua pihak tidak boleh diam dengan fakta tersebut. Dia lantas menjelaskan salah satu penyebab diabetes adalah pola makan dan pola hidup yang tidak sehat.
"Kita tidak boleh diam dan tidak boleh menutup mata akan fakta ini. Salah satu penyebab diabetes anak mayoritas disebabkan oleh pola makan dan pola hidup yang tidak sehat. Nah karena sudah diketahui penyebabnya ini yang harus kita urai, pola makan dan pola hidup yang tidak sehat ini untuk kita carikan solusi," ucapnya.
Menurutnya, kesehatan anak-anak tidak bisa hanya diserahkan kepada Kementerian Kesehatan. Dia menyebut kewajiban Kemenkes hanya mengendalikan produk-produk industri.
"Soal kesehatan anak-anak tidak bisa semata-mata diserahkan ke Kemenkes, Kemenkes tugasnya membuat aturan soal pengendalian konsumsi berlebihan gula, garam, dan lemak fokus kepada produk kemasan industri," ujar dia.
Sedangkan produk jajanan kaki lima, kata dia, merupakan tanggung jawab orang tua hingga dinas pendidikan. Menurutnya tidak ada cara lain selain memberikan edukasi kepada anak-anak.
"Sedangkan produk jajan kaki lima dan produk cafe dan sejenisnya adalah peran serta orang tua, dinas pendidikan, para guru untuk mengedukasi. Bahayanya dan resikonya makan minuman yang menggandung GGL berlebihan akan berbahaya kepada penyakit tidak menular," tutur dia.
"Tidak ada larangan untuk minum apalagi juga tidak boleh menertibkan yang jualan, yang urgent dan penting dilakukan oleh semua adalah edukasi soal bahayanya makan minuman GGL yang berlebihan. Termasuk para guru, orang tua, dinas pendidikan. Intinya tidak ada larangan makan, minum, termasuk jualan, tapi adalah bagaimana makan minum GGL yang tidak berlebihan itu," lanjutnya.
(maa/dwia)