Keluarga WNI yang Disekap dan Disiksa di Myanmar Mengadu ke Bareskrim

2 months ago 24
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta -

Warga negara Indonesia (WNI) asal Jakarta Selatan berinisial SA (27) diduga disekap hingga disiksa di Myanmar. Keluarga SA mengadukan dugaan penyekapan itu ke Bareskrim Polri hari ini.

Sepupu SA, Yohana Apriliani (35), menyatakan kehadirannya ke Bareskrim hari ini bertujuan memberikan bukti-bukti perihal apa yang terjadi pada SA.

"Sebenarnya ini udah ketiga kalinya kita balik ke sini. Karena waktu awal kita ke sini sudah kesorean, lalu kita balik di hari berikutnya. Di hari berikutnya kita diarahin untuk konsultasi ke Satgas TPPO. Nah kita sudah bercerita banyak tentang kasusnya SA ini, lalu kita diarahin lagi untuk bikin Dumas plus dilampirin berkas bukti-bukti yang lainnya," kata Yohana kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu bukti chat-an si Risky yang ngajak si SA. Lalu ada laporan Kemenlu dan BP2MI, sama rekaman suara di dalam satu flash disk," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, SA awalnya diajak temannya bernama Risky untuk bekerja di Thailand dengan gaji sebesar USD 10 ribu atau Rp 150 juta. SA beserta keluarga tak menaruh curiga sama sekali karena mereka sudah kenal baik dengan Risky.

Seluruh kebutuhan keberangkatan SA ke Thailand diurus oleh Risky. Hingga akhirnya SA meninggalkan Indonesia pada 11 Juli 2024.

Sesampai di Bangkok, Thailand, SA bersama Risky dan sejumlah orang keturunan India lainnya menaiki satu mobil. Mereka dijanjikan dibawa ke daerah Mae Sot, Thailand.

Namun setelah itu SA berpisah mobil dengan Risky. Alih-alih ke Mae Sot, SA malah diberangkatkan ke Myanmar.

Sejak saat itu Risky mengaku kepada keluarga SA bahwa dia mulai hilang kontak dengan SA. Sementara Risky diketahui telah kembali ke Indonesia pada 30 Juli 2024.

"Si Risky ini tanggal 30 Juli kemarin sudah balik loh ke Indonesia. Itu yang kita pertanyakan sebagai keluarga, kok dia yang ngajak tapi di bisa balik dengan bebasnya, dengan sehatnya ke Indonesia," ungkap perempuan yang akrab disapa Nana itu.

"Sedangkan kita dapat telpon dari SA, dia tuh di sana disekap, disiksa karena orang sana minta tebusan sebesar USD 30 ribu. Selama uang itu belum masuk, si SA setiap nelepon ke kita, dia selalu disiksa sama orang sana, enggak dikasih makan juga, minum pun nunggu hujan dia baru bisa minum," sambung dia.

Nana menuturkan, SA bercerita bahwa ada 15 orang WNI yang tengah disekap bersamanya di tempat yang sama. Namun hingga kini mereka tak dapat keluar dari tempat itu.

"Kabar terakhir SA, saat ini ya dia keadaannya yang pasti sedang tidak baik-baik saja. Karena dia bilang megang handphone saja posisi tangannya terborgol dan berada di toilet yang cuma selangkah," cerita Nana.

"Dia bilang kalau dia disiksa hanya pakai tangan dia bilang masih kuat. Tapi ini masalahnya dipukul pakai alat, pake senjata atau stik golf, dia pernah bilang gitu," lanjut Nana.

Kendati begitu, Nana mengaku pihak keluarga belum ingin berfokus untuk melayangkan laporan polisi terhadap Risky. Sebab, menurut dia, kepulangan SA menjadi fokus utama untuk diperjuangkan.

"Saya sebenernya fokus ingin untuk kepulangan SA dulu saja. Kalau untuk kasus si Risky, paling nanti kita nunggu korban (SA) balik ke Indonesia. Saat ini fokus untuk minta (bantuan) pergerakan Pemerintah dan Kepolisian Indonesia untuk kepulangan SA aja dulu," imbuh Nana.

SA Berada di Daerah Konflik

Diplomat Muda Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rina Komaria, menyebutkan SA disekap di wilayah Myawaddy, Myanmar. Wilayah itu disebut sulit dijangkau karena dikuasai kelompok bersenjata.

"Otoritas Myanmar sendiri pun tidak dapat menjangkau," kata Rina dilansir Antara, Senin (12/8/2024).

Kemlu telah menerima laporan aduan mengenai kasus tersebut dan kini sudah ditangani oleh KBRI Yangon, Myanmar. Saat ini pemerintah Indonesia masih berkoordinasi dengan otoritas Myanmar untuk menangani kasus tersebut.

Selain dikuasai kelompok bersenjata, wilayah Myawaddy merupakan daerah konflik di Myanmar. Dia mengaku turut prihatin atas kejadian tersebut dan upaya pembebasan korban masih dilakukan.

"Masih koordinasi dengan otoritas Myanmar, wilayahnya daerah konflik sehingga prosesnya kompleks," ucap Rina.

(ond/idn)

Read Entire Article