Jakarta -
Founder Desa Bumi Gamma Abdurahman Thohir memberdayakan masyarakat lokal dalam melistriki desa terpencil melalui energi bersih. Salah satu pendekatannya yakni dengan bertemu dan mengapresiasi komunitas masyarakat adat.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan sebagai edukasi bahwa niat baik Desa Bumi memiliki manfaat yang besar untuk masyarakat lokal. Dia juga mengatakan semua stakeholder harus memahami dan mengapresiasi tradisi budaya di desa adat.
"Pendekatan kepada masyarakat adatnya memang beda. Contoh di Desa Liyu adat dayak ya, itu pendekatannya memang bukan sebagai ayo kita mau masuk mau bantu, rubah ini, rubah itu, karena tradisi sangat penting bagi mereka," ujarnya dalam acara talkshow Festival LIKE 2 bertema 'Pemuda dan Tantangan Menciptakan Environmental Citizenship di Indonesia', di JCC, Kamis (8/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita datang mengapresiasi mereka menjadi anggota komunitas mereka, baru BTW kita punya teknologi ini yang bisa memanfaatkan listrik gimana cara pakainya begini, kita libatkan anak mudanya jadi teknisi, supaya mereka mengerti dan bisa merawat juga teknologi yang kita kasih," imbuhnya.
Dia juga melanjutkan pendekatan itu merupakan hal yang penting sebelum membantu masyarakat adat. Dia mengaku butuh waktu tiga tahun untuk operasional membangun akses listrik bersih Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi.
"Pendekatan itu yang memakan waktu yang cukup banyak tapi step yang krusial dan penting. Itu saya jalanin satu tahun lebih sebelum kita mulai pembangunan micro hydro di Ciptagelar, 2015-2016, 2017 baru operasional maksimal," jelasnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya huga terus berupaya untuk mendorong anak muda agar peduli terhadap lingkungan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan. Pasalnya, hal terbukti mampu mampu menjaga kelestarian lingkungan.
Desa Bumi turut berupaya untuk mendorong agar pemanfaatan energi bersih bisa maksimal tidak hanya di perkotaan, namun juga di pedesaan. Menurutnya, pemanfaatan energi ini sangat penting karena tidak merusak alam untuk menciptakan pembangkit listrik.
Untuk diketahui, Festival LIKE 2 merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan). Adapun tema yang diambil dalam festival yang digelar pada 8-11 Agustus 2024 dI Jakarta Convention Center Hall A & B, Senayan, Jakarta ini yaitu '10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas'
Acara ini akan diisi oleh berbagai kegiatan diantaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talk Show, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night.
(akd/ega)