Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Seperempat Yahudi Israel dilaporkan siap melakukan eksodus.
REPUBLIKA.CO.ID,TELAVIV — Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan peningkatan drastis angka kecanduan narkoba para pemukim Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober lalu.
Riset dilakukan oleh Israel Center on Addiction pada November dan Desember dengan sampel yang mewakili 1.000 pemukim Israel. Penelitian ini menemukan bahwa satu dari empat warga Israel telah meningkatkan penggunaan zat adiktif sejak perang dimulai pada 7 Oktober tulis Al-Mayadeen, Ahad (11/8/2024).
Terjadi peningkatan penggunaan narkoba mengingat adanya sebuah penelitian pada 2022, sebelum genosida Israel di Gaza dimulai, yang menemukan satu dari tujuh warga Israel berjuang melawan kecanduan narkoba.
Riset tersebut juga mencatat adanya korelasi antara paparan tidak langsung terhadap peristiwa 7 Oktober dan peningkatan sekitar 25% dalam konsumsi zat adiktif. “Semakin dekat individu dengan trauma pada tanggal 7 Oktober, semakin tinggi risiko perilaku kecanduan," demikian temuan penelitian tersebut.
“Sebagai reaksi alami terhadap stres emosional dan sebagai upaya mencari pertolongan, kita telah melihat peningkatan spektakuler dalam konsumsi berbagai zat obat penenang yang membuat ketagihan,” kata Psikiater Shaul Lev-Ran, pendiri Israel Center on Addiction, seperti dikutip oleh AFP.
Lev-Ran melaporkan peningkatan penggunaan obat resep, obat-obatan terlarang, alkohol, atau perilaku adiktif seperti perjudian. Studi Pusat Kecanduan Israel menemukan peningkatan konsumsi zat adiktif di antara mereka yang hadir selama pecahnya Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober, serta di antara warga Israel yang meninggalkan permukiman di dekat perbatasan Gaza atau di utara, dekat Lebanon.