Bruges -
Untuk menekan overtourism, kota Bruges di Belgia punya cara jitu, yaitu mereka melarang adanya hotel baru. Mungkin, Bali mau meniru?
Kota Bruges mengumumkan kebijakan baru. Mereka bakal menindak tegas penyewaan properti jangka pendek serupa Airbnb dan tak memperbolehkan pembangunan hotel baru agar pariwisata di kota itu lebih terkelola.
Kota Bruges merupakan kota yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO karena di kota ini terdapat jalanan-jalanan berbatu, kanal-kanal kuno, dan bangunan-bangunan abad pertengahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Euronews, Jumat (6/9/2024) kota ini dikhawatirkan bakal rusak akibat membludaknya wisatawan di sana alias overtourism.
Dari data tahun 2023, tercatat lebih dari 8,3 juta wisatawan yang datang per tahunnya. Sementara penduduk kota Bruges kurang dari 120.000 jiwa.
Wali Kota Bruges, Dirk De Fauw mengatakan, masyarakat di kotanya itu sudah muak dengan pariwisata yang dirasa sudah sangat berlebihan ini.
"Masyarakat sudah menunjukan bahwa jumlah wisatawan yang sudah berlebihan. Jika kita membiarkan semua orang melakukan apa yang mereka inginkan, keadaan akan segera kacau," ucapnya seperti dikutip Euronews dari The Brussels Times.
Sebagai solusinya, kota Bruges telah memberlakukan larangan pembangunan hotel baru di pusat bersejarah. Kota tersebut juga telah berhenti mengeluarkan izin pembangunan homestay di seluruh kota.
Walaupun kebijakan itu tak seekstrem di Barcelona, rencana ini merupakan langkah cepat untuk mengendalikan pariwisata yang berlebihan. Harapannya pembatasan ini mampu memulihkan keseimbangan antara wisatawan dan penduduk di kota yang indah itu.
De Fauw juga tak menerapkan pajak dan batasan pengunjung untuk ke Bruges, ia coba maksimalkan dengan pemberlakukan larangan penyewaan properti jangka pendek untuk menanggulani overtourism.
"Kami tidak bisa dan tidak ingin mengendalikan akses kota-kota seperti Dubrovnik atau Venesia, di mana biaya perjalanan harian baru-baru ini diberlakukan untuk mengurangi kepadatan," ujar De Fauw.
Di tahun 2019, pembatasan juga telah dilakukan, tapi untuk kapal pesiar yang dibatasi hanya dua kapal per hari yang diizinkan untuk bersandar di pelabuhan. Pemerintah setempat juga telah mencabut iklan kota tua di bandara Brussels agar tidak menarik banyak wisatawan.
Namun, para pakar berpendapat dengan melarang penyewaan properti bergaya Airbnb ini tak menyelesaikan masalah wisatawan harian di kota Bruges.
"Bruges seperti Venesia, adalah kota yang begitu erat dengan pelabuhan sehingga menarik minat banyak wisatawan. Kunjungan singkat ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap fenomena overtourism, namun tidak berhubungan langsung dengan ketersediaan penyewaan jangka pendek," kata CEO Otamiser, Bart-Jan Leyts.
Leyts juga mengatakan sebetulnya kedatangan wisatawan baik untuk perekonomian, tetapi tidak baik untuk infrastruktur dan penduduk jika berlebihan.
"Dengan mengelola pariwisata dengan baik, Bruges dapat melindungi warisan budayanya sekaligus tetap menjadi destinasi yang semarak dan ramah," tutup Leyts.
Nah, apakah Bali mau meniru cara kota Bruges di Belgia untuk menekan overtourism?
(wsw/wsw)