Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berkomitmen untuk mendukung transisi energi sebagai salah satu upaya mewujudkan komitmen Indonesia mencapai net zero emission (NZE) 2060. Hal ini diwujudkan melalui penggunaan solar panel hingga bahan bakar minyak (BBM) campur sawit 35% atau B35 dalam operasional tambang.
Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo mengatakan, pihaknya berupaya untuk mendorong transisi energi pada proses operasional tambang. Salah satunya melalui penggunaan panel surya atau solar panel.
"Minimal kita di operasi tambang itu udah 40 MW genset, jadi menggunakan solar cell itu paling visible (dibandingkan energi terbarukan lainnya). Karena itu (tambang) di daerah terpencil, off grid gitu kan ya," kata Alex, kepada detikcom, ditemui di lokasi Festival LIKE 2, Minggu (11/8/2024).
Bayan Resources sendiri telah membangun infrastruktur solar cell sebesar 1,472 MWp untuk mendukung kegiatan operasional pengiriman batu bara di Pelabuhan Senyiur. Program ini diproyeksikan setidaknya mampu mengurangi emisi karbon lebih dari 648,770 ton CO2/tahun.
Fasilitas ini dibangun di area seluas kurang lebih 1,2 hektare (ha) dan terdiri dari 2.628 panel surya individu. Dilengkapi dengan penyimpanan baterai 500 kWh, prasarana ini memungkinkan operasi hingga 6 jam injek power 1 Engine Genset 1000 kVA.
Selain solar panel, bahan bakar B35 juga telah dimanfaatkannya untuk operasional kendaraan pengangkut batu bara seperti truk. Dengan penggunaan bensin campur sawit ini, Alex yakin dapat berkontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon.
"Produksi CO2 paling banyak dari operation, seperti truk, kemudian genset, yang sangat besar penggunaan bakar. Jadi kita menggunakan B35, itu jauh mengurangi emisi dengan B35. Dan saya yakin peralatan yang kita pakai lebih baru lagi, sehingga mungkin bisa mencapai B40, B50 ke depannya," ujarnya.
Terakhir, Bayan Resources juga mengedepankan prinsip green mining. Alex mengatakan, pihaknya mengedepankan teknik pertambangan yang benar serta memperhatikan dampak sosial dan lingkungannya.
"Teknik bertambang yang benar, jadi menambang bukan menggali. Ini suatu persepsi yang harus dibangun ya, menambang bukan menggali. Jadi semua harus lebih dampak sosial dan dampak ke lingkungannya harus dibuat serendah mungkin," jelasnya.
Realisasi green mining sendiri diwujudkan melalui program Bayan Peduli, yang didesain untuk menjaga green mining dan keberlanjutan dari Environmental, Social, and Governance (ESG). Alex menjelaskan, hal ini meliputi aspek manfaat kepada penduduk sekitar dan juga good governance yang baik kepada para stakeholders.
"Tujuannya agar dapat berkontribusi maksimal, real, karena kita adalah perusahaan batu bara, sehingga penting sekali bagi masyarakat dan stakeholders, memahami dan meningkatkan peran positif industri batu bara, dalam proses energi transisi," kata Alex.
"Kami tetap memiliki perhatian yang positif bahwa industri batu bara tetap bisa memberikan kontribusi dalam industri transisi ini sampai tercapai tujuan Net Zero Emission (NZE)," pungkasnya. (shc/das)