Jakarta -
PT PLN (Persero) bakal menggenjot target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 melalui program Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Langkah itu juga sebagai upaya untuk berkontribusi dalam melakukan transisi energi di Indonesia.
Dengan ARED, PLN membangun pemerataan kelistrikan nasional melalui Green Enabling Super Grid. Menjadikan sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sama lain. Selain itu, potensi EBT berskala besar yang belum dimanfaatkan selama ini juga dapat dimaksimalkan.
"Komitmen kita dalam transisi energi pertama kita lakukan perencanaan dengan baik. kita sudah punya RUPTL 2021-2030 yang kita upgrade menjadi program ARED, yang di bagian darinya RUPTL 2024-2033 yang akan segera kita luncurkan tahun ini," kata Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi di acara Festival LIKE 2, JCC, Jakarta, Jumat (9/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan dalam program tersebut nantinya PLN bakal membangun sekitar 60 Gigawatt (GW) total pembangkit ramah lingkungan. Sehingga hal itu diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam penurunan NZE di 2060 mendatang.
"Dalam program ARED tersebut kita akan bangun sekitar 60 GW total pembangkitan renewable energy seluruhnya. 76% adalah renewable energy, ada tambahan sekitar 23 watt dan 25%-nya merupakan gas. Jadi kita berkomitmen untuk mencapai NZE 2060 dengan membuat satu program ARED," jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi berbagai pihak yang turut memberikan kontribusi terhadap upaya dalam menjaga lingkungan dalam mengatasi perubahan iklim. Menurutnya, upaya mengatasi perubahan iklim tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri dan harus melibatkan berbagai pihak.
"Saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai kepedulian dari masyarakat dari kelompok masyarakat dari masyarakat sipil terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan. Menjaga lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Kalau masih kurang yang itu tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah sendiri oleh satu negara. Semua negara harus melakukan," ujar Jokowi.
Dia pun berpesan untuk sektor energi dan kehutanan harus serius dalam mengantisipasi perubahan iklim. Pasalnya, jika tidak maka dua sektor tersebut bisa memberikan dampak yang negatif bagi negara.
"Sektor yang paling banyak menekan adalah sektor energi, Pertambangan, dan dimulai juga dari sektor kehutanan. Sektor kehutanan, sektor energi itu memberikan, kalau keliru kita dalam mengelola akan memberikan tekanan paling besar terhadap lingkungan kita. Sehingga saya selalu sampaikan semua sektor pertambangan harus miliki nursery, pemulihan lingkungan rehabilitasi hutan harus menjadi kosen kementerian kehutanan, selalu saya sampaikan," tutup Jokowi.
Untuk diketahui, Festival LIKE 2 merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan). Adapun tema yang diambil dalam festival yang digelar pada 8-11 Agustus 2024 dI Jakarta Convention Center Hall A & B, Senayan, Jakarta ini yaitu '10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas'
Acara ini akan diisi oleh berbagai kegiatan diantaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talk Show, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night.
(akd/akd)