Jakarta -
Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaops NCS) Polri Irjen Pol Asep Edi Suheri meminta Polda Jawa Timur (Jatim) untuk mengoptimalkan upaya cooling system atau melakukan pendinginan suhu politik menjelang Pilkada Serentak 2024. Provinsi Jatim disebut memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi dibandingkan pada saat Pilpres kemarin.
Penekanan tersebut disampaikan langsung maupun video conference oleh Kaops kepada 874 personel Polda Jatim dan 39 Polres di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Kamis (8/8/2024). Dalam kegiatan penguatan pelaksana kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) terkait Nusantara Cooling System tersebut dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto dan para PJU Polda Jatim serta TIM Ops NCS Polri.
"Sebagai provinsi dengan jumlah DPT (daftar pemilih tetap) terbanyak kedua di Indonesia serta poros dari dua organisasi keagamaan terkemuka di Indonesia, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan konflik lumayan tinggi. Hal ini perlu kita antisipasi menjelang pelaksanaan pilkada serentak nanti," kata Irjen Asep yang saat ini menjabat sebagai Wakabareskrim Polri seperti dalam keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irjen Asep menjelaskan berbagai ancaman bisa terjadi, seperti konflik SARA, berita bohong, dan polarisasi, yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Irjen Asep menyampaikan perintah dari Presiden Joko Widodo pada HUT ke-78 Bhayangkara pada 1 Juli 2024 kemarin bahwa Polri harus adaptif dan proaktif untuk menetralisasi residu politik, memitigasi disinformasi Pemilu, serta menjaga kerukunan dan persatuan bangsa agar Pilkada Serentak 2024 bisa berlangsung aman, jujur, dan adil.
"Pada kesempatan yang sama Bapak Kapolri juga menyampaikan bahwa Polri akan berupaya maksimal dalam mengeliminasi potensi konflik menjelang Pilkada melalui optimalisasi Nusantara Cooling System," ujar Irjen Asep.
Kaops NCS Polri Irjen Asep Edi Suheri memberikan arahan kepada Polda Jatim (Foto: Dok Istimewa)
Lebih lanjut, untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang pilkada nanti, para Kasatwil diminta intensif dalam melakukan cooling system. Seperti apa yang dilakukan oleh Ops NCS Polri pada Pilpres dan Pileg kemarin, upaya Preemtif dan Preventif dengan menyambangi para ulama, kiai, habib, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta mengadakan bakti sosial harus terus dilakukan.
"Temui para tokoh-tokoh agama, tokoh adat, mahasiswa, dan kegiatan sosial, bangun narasi besar yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi terciptanya pilkada aman dan damai," ujar Irjen Asep.
Lebih lanjut, kata Irjen Asep, para Kasatwil juga harus intensif turun ke lapangan, mengelola potensi konflik dan mengoptimalkan peran anggota intelkam dan Bhabinkamtibmas.
"Keberhasilan kasatwil itu dilihat dari bisa mengelola potensi yang kecil jadi tidak ada dan yang besar jadi kecil itu keberhasilan kalian semua jangan sampai pimpinan kita turun tangan, jadi betul-betul sering ke lapangan," ujar Irjen Asep.
Kaops NCS Polri Irjen Asep Edi Suheri memberikan arahan kepada Polda Jatim. (Foto: Dok Istimewa)
Sementara itu, Kapolda Jatim mengungkapkan sempat ada konflik horizontal di wilayah Gresik, namun bisa dikendalikan. Untuk Pilkada serentak khususnya di wilayah Jawa Timur, dia menegaskan bahwa jajarannya akan bekerja secara optimal untuk menciptakan Pilkada yang aman dan damai.
"Kita optimis jadikan Jawa Timur sebagai daerah aman dan harmonis," kata Kapolda Jatim.
Selain Kaops, Wakaops NCS Polri Brigjen Yuyun Yudhantara, Kasatgas Preemtif Brigjen M Rudy Syafirudin, Kasatgas Preventif Brigjen Himawan Bayu Aji dan Wakasatgas Humas Kombes Iroth Laurens Recky juga memberikan arahan demi terwujudnya Pilkada serentak 2024 yang aman, damai dan tertib.
Adapun tim Ops NCS Polri yang mendampingi Kamin Ops NCS, Brigjen Budi Hermawan dan Waikasatgas Preemtif Kombes Dwi Suryo Cahyono.
(knv/imk)