Tokyo -
Jepang telah mengaktifkan kebijakan pembatasan masuk ke Gunung Fuji di jam-jam tertentu. Ternyata, kebijakan itu membuahkan hasil.
Dilansir dari Asahi Shimbun pada Kamis (8/8/2024), pemerintah Prefektur Yamanashi mendirikan gerbang di tengah jalur Yoshida menuju ke Puncak Gunung Fuji. Pendaki yang belum membuat reservasi di area pondok sekitar gunung dilarang masuk pada pukul 16.00 hingga pukul 03.00 sejak beberapa waktu lalu.
Tujuan penutupan itu adalah mengurangi praktik berbahaya pendakian peluru, istilah untuk menyebut pendaki yang mendaki gunung pada malam hari untuk mencapai puncak sebelum matahari terbit dan turun tanpa menginap di pondok. Di Indonesia, praktik itu dikenal dengan pendakian tektok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendakian cepat itu ternyata telah menyebabkan kasus penyakit ketinggian bagi pendaki. Selain itu, pendakian tektok berkontribusi terhadap kepadatan di dekat puncak.
Pemerintah kota melakukan penghitungan pendaki di stasiun keenam, dalam laporannya ada 2.579 pendaki dari pukul 17.00 hingga pukul 03.00 pada bulan Juli. Jumlah itu turun sekitar 76 persen dari 10.757 pada bulan yang sama tahun lalu. Periode waktu ini sangat dipengaruhi oleh penutupan gerbang.
"Peraturan tersebut memberikan hasil yang efektif," kata seorang pejabat kota.
Pada bulan Juli, 55.185 pendaki melewati stasiun keenam, turun sekitar 16 persen dari 66.012 pada bulan yang sama tahun lalu.
Gerbang di stasiun kelima akan ditutup sebelum pukul 4 sore jika jumlah pendaki di sana mencapai 4.000 pada hari itu. Namun, ambang batas ini tidak terlampaui pada hari mana pun di bulan Juli.
(bnl/fem)