Jakarta -
Pemerintah terus mendorong RI sebagai pemain penting di industri nikel global. Hal ini bisa dilihat dari produksi bijih nikel yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan keterangan pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023, tercatat realisasi produksi bijih nikel Indonesia sepanjang 2023 hampir mencapai 200 juta ton, tepatnya 175.617.183 ton. Bahkan secara keseluruhan, Indonesia mampu menyumbang 50% produksi nikel di dunia.
Pencapaian ini didukung oleh potensi nikel RI yang melimpah. Selain itu juga berkat program hilirisasi nikel yang didorong pemerintah. Agenda hilirisasi merupakan kegiatan dalam mengubah ekspor bahan mentah menjadi produk setengah jadi yang memiliki nilai tambah. Tak dipungkiri, hilirisasi tersebut juga menimbulkan multiplier effect terhadap perekonomian daerah dan negara di berbagai sektor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan nilai ekspor nikel dari program hilirisasi meroket signifikan. Tak tanggung-tanggung, nilainya bisa naik hingga menembus Rp 500 triliun.
"Saat sebelum dibangun industri smelter, kita mengekspor mentah bertahun-tahun. Ekspor yang hanya mentahan nikel, nilainya setiap tahun kurang lebih Rp 30 triliun. Begitu smelter dibangun ekspor kita mencapai Rp 500 triliun," kata Jokowi dikutip dari laman CNBC, Senin (1/7/2024).
Mengutip hasil studi yang dilakukan, Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), terdapat 3 provinsi penghasil nikel terbesar di Indonesia. Sulawesi Tengah (Sulteng) salah satunya. Adapun perusahaan yang memiliki smelter besar di wilayah tersebut yakni, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI).
Dampak Menyeluruh Hilirisasi Nikel Dongkrak Kesejahteraan Masyarakat
Melalui smelter nikel di kawasan Morowali Utara, kehadiran PT GNI turut memberikan dampak ekonomi positif. Tidak hanya bagi perusahaan dan negara, tapi kehadirannya juga mendorong kesejahteraan masyarakat di daerah dan area sekitar kawasan industri.
Serap Ribuan SDM Lokal
Keberadaan industri smelter semakin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Morowali Utara. Dari sisi perusahaan, PT GNI berkomitmen untuk mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja lokal. Diketahui hingga saat ini perusahaan telah merekrut ribuan karyawan yang berasal dari warga sekitar lingkar industri, baik pada tahap konstruksi maupun operasional.
Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo mengungkapkan perusahaan akan terus melakukan perekrutan karyawan yang berasal dari warga sekitar sebagai komitmen perusahaan untuk dapat berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan begitu manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat di Morowali Utara terus bertambah, terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan taraf hidup.
"Dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja di PT GNI, maka dampak ekonomi bagi warga di Morowali Utara akan terus bergeliat roda perekonomiannya. Sektor lain pun akan merasakan dampaknya, yaitu semakin bertumbuhnya UMKM," ungkap Mellysa.