Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan komitmennya mendorong transisi energi demi mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Sejumlah program sudah disiapkan, misalnya dengan menggenjot ekosistem kendaraan listrik.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menjelaskan, PLN menyediakan ribuan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) bagi masyarakat.
"(Upaya menyukseskan transisi energi) yang pertama, yang paling dekat kita menjalankan EV ekosistem dengan membangun SPKLU dan SPBKLU," katanya di booth PLN di Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE 2) di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).
Menurutnya akan ada sekitar 2.200 SPBKLU yang dibangun PLN tahun ini. Selain itu PLN juga mengubah tiang listrik menjadi SPKLU yang jumlahnya mencapai 2.000 di tahun ini.
"Lalu sekitar 2.200 SPBKLU, kita juga tahun ini memasang sekitar 2.000 SPKLU di tiang-tiang untuk memudahkan, itu di EV ekosistem, sehingga diharapkan transisi energi di sektor transportasi terjadi," bebernya.
Kemudian PLN juga memberikan dukungan sebanyak 16 ribu home charging untuk memudahkan isi daya kendaraan listrik masyarakat. Upaya lain untuk menggenjot transisi energi adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Ia mencontohkan proyek PLTS terapung Cirata yang merupakan proyek kerja sama antara PLN dan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar. Dengan kapasitas pembangkit 145 megawatt, proyek tersebut menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
"Dan yang lainnya adalah co-firing dan tentunya PLTS yang bakal kita bangun ke depan. Kemarin kita juga bangun 145 megawatt di Cirata," sebut dia.
Selain itu ada proyek lain yang akan dibangun seperti PLTS Jatigede berkapasitas 100 megawatt, hingga PLTS terapung Singkarak berkapasitas 50 megawatt. Evy menegaskan komitmen PLN dalam membangun energi baru terbarukan dalam jangka panjang dan pendek. (ily/hns)